4/23/2015

IDE HEBAT : LISTRIK DAN PENDIDIKAN DI PATLEAN : RESORT PEMBANGKIT LISTRIK DAN PERPUSTAKAAN

Kondisi di Indonesia Timur pada umumnya semua sama, satu kata memperhatikan. Selain terkenal banyak potensi kekayaan alam, isu masalah sosial justru lebih banyak terjadi. berbagai macam unsur elemen yang ada dari masalah pendidikan, listrik dan akses jalan yang sangat susah. meskipun di dekat rumah warga ada tambang emas, nikel, batu bara, minyak bumi dll, tetapi masyarakat harus memiliki disel untuk dapat menyalakan peralatan listrik mereka. belum lagi masalah guru yang harus menunggu sekian waktu karena keterbatasan guru yang ada, sekalipun itu adalah mata pelajaran yang di UAN-kan.
contohnya, dari Surabaya menuju Desa Patlean harus membutuhkan waktu tempuh 4-10 hari dengan pesawat maupun kapal. akses dari surabaya yang ditempuh melewati ternate menuju sovivi kemudian ke tobelo baru nyampe ke desa patlean. dari jalur udar, pesawat, surabaya ke ternate membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam di udara (1,2-2,8jt) dari bandara sultan babullah harus ke pelabuhan (biaya kurang paham), dari pelabuhan ternate ke sovivi naek speed (kapal cepat yang biasanya ada di danau/ waduk kalau di jawa, biaya 50-100ribu, 30menit - 1jam). dari sovivi ke tobelo harus naek oto (mobil pribadi dijadiin angkot, biaya 150-200ribu, waktu tempuh setengah hari). perjalanan belum selesai, dari tobelo harus naek kapal lagi (biaya 75-150ribu, waktu tempuh 4-6jam). itu hanya perjalanan yang mungkin perfect aja 2 hari perjalanan, belum lagi jika kapal tertunda dan belum masuk ke pelabuhan. bayangkan sendiri. kalau naik kapal dari ternate ke desa patlean sama, hanya biaya perjalanan dari surabaya ke ternate lebih murah 600ribu-2,5juta, tapi harus terapung di laut selama 4-5 hari.
itu dari segi akses, dari segi listrik, warga harus beli sendiri disel kalau ingin punya listrik di rumah mereka, dan bahan baku solar/ bensin harus mereka beli ke tobelo (biaya PP 150-200ribu belum uang makan ditobelo), listrik belum masuk ke sana sedang di jawa listrik ngalir 24jam non stop. sinyal handphone, jangan harap, untuk menghubungi anak mereka yang kuliah ke jawa juga harus ke tobelo dulu.
pendidikan, guru bahasa inggris itu hanya ada satu dalam satu kecamatan ntah kabupaten, sedangkan pelajaran bahasa inggris untuk satu sekolah hanya mendapat pelajaran bahasa inggris 3 bulan sekali, dan lebih parahnya standar kopetensi lulusnya disamain. buku bacaan sarana belajar jelas kurang. sedang di jawa, hampir 50 meter ada papan iklan private bahasa inggris, kafe inggris, kampung inggris, sampai terbaru kos inggris di jogja, bahan ajar banyak internet, buku dll.
Mendengar cerita miris tentang bagaimana keadaan Desa Patlean membuat hati tergerak untuk bisa mencerdaskan kehidupan bangsa. memang, saya akui negara ini memang secara tertulis negara hukum. tetapi  prakteknya adalah negara politik, di segala sektor apapun ada kongkalikong antar cukong-cukong yang menjajah bangsa sendiri, hanya kritik. jika mengharapkan pemerintah, susah atau mustahil sudah. meski saya lahir dan besar di jawa, melihat ketimpangan yang sodara-sodara saya di luar jawa penuh perjuangan, sedangkan saya di jawa hanya menikmati hasilnya dan bersimpati dengan hemat listrik. toh, listrik yang kita hemat ga nyampe juga ke pelosok negeri. hingga ada sebuah tekat untuk belajar bagaimana mengatasi dan berterimakasih kepada mereka atas listrik dan fasilitas yang ada di jawa.
Jika hanya mengandalkan akses dan bantuan dari pusat peradaban Indonesia, Desa tersebut akan menjadi nomer sekian yang akan dibenahi. ide menyelesaikan masalah muncul ketika melihat kemenakan ada tugas membuat kincir air sederhana, percobaan IPA SD. Otak yang terbatas ini terpikir untuk membuat sebuah kincir air yang besar dari sebuah sungai adalah jalan yang terbaik untuk menggantikan listrik yang selama ini masyarakat desa tersebut gunakan yaitu dengan mesin disel dengan bahan bakar minyak, yang harus dibeli ke Tobelo. Yang memerlukan biaya Rp 200.000 pp.
Masalah pendidikan bisa diatasi dengan membuat perpustakaan dan belajar bimbingan. bahan buku ajar, bisa saya usahakan untuk menyumbangkan buku secara kontinu dari junior senior yang hobi makan buku eh, baca buku, min 1 buku untuk 1 orang link. saya rasa untuk link-link hebat saya buku yang harga 100 ribu kebawah plus ongkir ke kantor pos tobelo tidak memberatkan untuk hanya 1 buku selama 1 tahun, melihat para link yang profesor, dosen, pengusaha bahkan mahasiswa sekalipun, baru-baru ini saya mengirim beberapa buku ke daerah sana, meski tema dan topik bacaannya ntah masyarakat paham atau tidak itu nomor sekian, yang terpenting supply pengetahuan nyampai ke daerah pelosok negeri yang mengerikan ini.
Setelah berdialog dengan teman-teman seperjuangan di bangku perkuliahan dalam segala waktu dan tema diskusi, saya menyimpulkan penduduk di Desa tersebut relative kurang berkreatifitas, dan sedikit malas. karena masyarakat selama ini dimanjakan oleh alam. yang terpenting bisa makan dan anak sekolah sampai SMA kalau mampu atau kalau mau nyekolahin anak sampai kuliah. dan mereka menghabiskan uang yang mereka dapat sekali waktu dan ketika habis baru mencari kembali.
contoh paling sederhana adalah bumbu dalam masakan yang digunakan tidak beragam dan jenis-jenis olahan yang hanya monoton. meskipun secara potensi Indonesia Timur tepatnya Maluku Utara adalah penghasil rempah-rempah terkaya di dunia, dari jaman penjajahan sampai sekarang. tetapi tidak dimanfaatkan secara maksimal.
Ide bisnis ini muncul secara tiba-tiba. Awalnya, hanya terpikir untuk mengabdi sebagai guru di sana, sambil membuat warung makanan. akan tetapi tiba-tiba muncul untuk membuat sebuah tempat makan atau caffe yang memiliki tema klasik dengan kincir air sebagai ikon yang dimunculkan, dan ada perpustakaan terbuka dengan nuansa alam yang ada di desa Patlean.
Konsepnya, Resort makan harus mempertahankan bentuk bangunan furniture dan desain yang menggambarkan kehidupan masyarakat asli agar dapat menarik wisatawan luar negeri. Masakan yang menjadi menu varian, ada makanan yang biasa penduduk desa makan (untuk menarik wisatawan mancanegara) tetapi juga masakan Indonesia yang beragam yang bisa menarik warga sekitar dengan harga yang relatif rendah untuk penduduk asli sekaligus memberi pengajaran tentang kreatifitas masakan secara tidak langsung. 
Luas wilayah yang digunakan tidak perlu rumah yang besar, hanya sebuah rumah induk (rumah adat) ada pagupon2 kecil dan memiliki halaman yang luas yang berada di daerah delta atau daerah bertemunya aliran sungai dan laut. Lampu taman yang kreatif dari bambu listrik, pencahayaan untuk redup tetapi tiap meja disediakan lampu baca.
Resort ini buka 24 jam, dimana pagi hari wisatawan disuguhi oleh makanan fresh yang bahan makanan bisa dipilih sendiri dari sebuah aquarium, dan bisa dipancing sendiri dulu menggunakan perahu “ketinti” (agar kesan tradisionalnya dapat, ketinti adalah perahu yang memiliki sayap kiri dan kanan bisa di search sendiri). siang hari boleh menu apa saja bisa makanan segar-segar seperti sayur asam dll dari berbagai macam daerah atau dari hasil pancingan customer. untuk makan malam bisa semua jenis makanan yang cocok untuk makan malam dari berbagai daerah di nusantara bisa juga dari hasil pancingan sendiri. perahu ini disiapkan 24 jam untuk memancing dan juga disiapkan beberapa perahu ketinti yang sengaja digunakan untuk dinner diatas pantai dengan pelita-pelita tradisional atau lampu yang di design pelita.
Untuk musik yang mengisi kehausan telinga, pagi bisa di dengarkan dengan lagu-lagu pembangkit semangat dari berbagai macam daerah, khususnya lagu daerah maluku utara, jam 10- 3 bisa didengarkan musik yang enak buat diskusi, karena para pelajar sudah mulai pulang dan kemungkinan akan ke perpustakaan. dari jam 3- isya lagu-lagu jazz dan selepas isya - jam 10 malam didendangkan musik yang biasanya untuk mengiringi pesta joget, lepas jam 10 malam lantunan lagu jazz klasik yang beraksi.
Perpustakaan di buka untuk umum dan ada mentor yang berbeda untuk subjek yang berbeda setiap harinya. Agenda diskusi dilakukan dari jam 3-5. Dan untuk lagu joget tidak dilantunkan setiap hari (dijadwal) sehingga yang ingin dinner romantis bisa di dapat di resort tersebut dengan disiapkan perahu ketinti yang membawa mereka ke tengah sungai/ ke pantai atau hanya makan malam di lesehan di tepi pantai kayak di Bali. Dan ada buku boleh dibaca secara Cuma-Cuma. Buku koleksi harus memiliki semua sektor subjek pengetahuan, sehingga bukan hanya untuk masyarakat tetapi siswa-siswa juga bisa mengerjakan tugas mereka dengan nongkrong di resort tersebut.
Jadi Resort atau kafe tersebut, secara tidak langsung maupun langsung, memiliki dampak positif bagi warga masyarakat sekitar dan negara, pertama, kincir air yang besar yang menjadi icon cafe atau resort tersebut akan mengaliri listrik ke rumah-rumah penduduk, kedua perpustakaan akan menambah wawasan masyarakat akan pengetahuan, ketiga memberi inovasi pada kreativitas menu makanan, keempat, memberi pengetahuan tentang desain resor/ cafe yang klasik tradisional tapi terlihat keren dan apik, ke lima menyerap tenaga kerja, ke enam sumber hiburan, pesta joget, ke tujuh devisa negara. 
Peluang bisnis ini, mungkin membutuhkan dana yang cukup besar, tetapi jika digarap betul-betul visit Indonesia akan merekomendasikan untuk mencoba makan di resort tersebut, melihat misi Indonesia dalam Visit Indonesia adalah indonesia timur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright© Purobibi